Awalnya saya sangat kesal mengikuti antrian pembelian tiket. Kapal pesiar Singapore Bangkok disalah satu travel di Jakarta, lama , panas dan berdesakan tetapi akhirnya tiba juga giliran saya ” Maaf Mas !! Kamar kelas 1 tinggal satu kamar lagi dan hanya diperuntukan bagi suami isteri” kata petugas penjual tiket di loket kelas 1, “Kebetulan ya Mba, karena yang berangkat adalah saya dan Isteri saya ” kataku sambil mengeluarka KTP sebagai salah satu persyaratan pembelian tiket, ” Apa Perlu KTP istri saya juga Mba , sambil merogoh dompet.
” Tidak perlu Mas, cukup menuliskan aja namanya sesuai KTPnya. tetapi jangan lupa KTPnya diperlihatkan sewaktu pemeriksaan tiket ” katanya sambil mencetakan 2 lembar tiket suami isteri dalam perjalanan.
Akhirnya kudapatkan juga tiket perjalanan Kelas 1 VIP atau VVIP dengan Kapal Pesiar yang cukup mewah.. sesuai pesanan Ibuku. dan entah kenapa kali ini Mama ingin bepergian dengan menggunakan Kapal pesiar yang relatif lebih mahal dibandingkan dengan Naik Pesawat , mungkin karena mama ingin menikmati perjalanan santai dalam liburan ini atau karena mama uda bosan naik pesawat Entahlah, yang penting bahwa saya sudah membelikan tiket pelayaran walaupun status kami dalam tiket adalah suami isteri dari pada pulang dengan tangan kosong dan pastilah Mama sangat marah. Menjelang malam, kami checkin dipelabuhan melalui ruang VIP Singapore, tidak seperti penumpang non klas yang hampir berdesakan. Dengan santainya Mama berpegang dipinggangku menaiki tangga kapal dan menuju ruang informasi Klas untuk mendapatkan Kunci Kamar Setiba dikamar yang berada di haluan dek paling atas, mama kaget melihat ruangan kamar yang sempit berukuran 3×4 mtr dengan tempat tidur No 2, walaupun kamar ini terbilang sangat bersih dan segar dan mewah dilengkapi dengan fasilitas seperti hotel berbintang namun mama tampaknya kurang puas, ” Lho..kok tempat tidurnya hanya satu, masa sich seranjang dengan Mama?? “, mama mulai protes ala kebiasaannya sehari- hari “Coba kamu lapor sama mualimnya..minta ganti kamar dengan 2 bed” lanjutnya, “Tapi Ma, tinggal kamar ini yang ada , lainnya uda terjual habis, termasuk kamar kelas 1 yang dua bed, lagi pula kamar yang 2 bed hanya diperuntukan bagi penumpang sesama jenis kelamin”
jawabku sedikit memberi penjelasan, “Berarti kamar ini hanya diperuntukan bagi suami isteri gitu ya Ar??” kata mama dengan nada mulai melemah, “Betul Ma!!, Terpaksa Ar Ambil aja dan tidak sempat menanyakan kepada mama karena dibelakan antrian Ar masih ada puluhan orang, Mumpung Kapalnya belum berlayar, masih sempat kalo mama mau membatalkan perjalanan ini” kataku memberi alternatif, “Gak usah sayang.., memang anak mama cerdas , cepat mengambil keputusan” jawab mama pasrah..”satu lagi Ma, jangan kaget kalau petugas pemeriksaan tiket menganggap kita suami isteri..yang..yang lagi berbulan madu, karena 10 kamar dijajaran ini, 2 kamar termasuk kamar kita yang paling luas ,istimewa dan paling mahal”. Hari Pertama Setelah merapikan pakaian dan lainnya , satu jam kemudian tiba2
pintu kamar diketuk dan selang beberapa saat masuklah petugas restoran membawa kreta makanan yang berisi makanan dan minuman yang sangat lezat, rasa-rasanya melebihi untuk makan malam kami berdua seraya berkata ” silahkan dicicipi Nyonya dan Tuan untuk makan malamnya, jika Nyonya merasa ada yang kurang dapat menghubungi kami direstoran 24 jam.” Trima kasih Mba.., ada yang perlu saya sign??” tanya Mama, “Gak ada Nyonya, Selamat malam” kata petugas restorannya sambil berlalu dan menutup pintu kamar kembali. Tuuuutttttt, tuuuuuuutttttt, terdengar bunyi trompet kapal menandakan bahwa kapal segera akan berlayar Mama kalau mau lihat kota diwaktu malam sebaiknya kita keluar didek kapal
sebelah kiri dan jangan lupa pakai jeket karena udara sangat dingin” kataku mengajak mama melihat panorama gemerlapan lampu kota, ” tapi Mama gak bawa jaket sayang” kata mama singkat, ” gag apa ma asal bajunya agak tebal”, terus mama
segera menyalin blusnya yang agak tebal.., wow waktu mama membuka blus nya ..tampak BH mama yang menopang kedua buah dadanya yang cukup besar dan mencuat kedepan, entah kenapa tiba2 kupalingkan wajahku menghindari pandangan kedada mama, tetapi mama sempat melihatku ” Ambikan blus mama yang hitam dan agak tebal sekalian dengan sal mama”, kupenuhi permintaan mama dan “
Cepatan donk!!, ntar tdk keburu lihat kota”.
Mama keburu2 memakai blusnya sehingga tdk sengaja kancing bagian atasnya tdk terkait dan perlahan kuhampiri dan ingin membantu mengancingnya, tapi mama sempat mendorong tanganku “Mau apa kau Ar”, “cuma mau membantu mama mengancing baju, ntar dilihat orang tuh gundukan dada mama”
kataku memberi alasan sambil menunjuk ke buah dadanya, “Siapa juga yang mau lihat tetek tua yang kayak gini”, kata mama memancing sambil mengangkat kedua buah dadanya yang masih mencuat, “Hmm, Mama kan baru 40 tahunan, lagi pula mama masih
cantik , kalah dengan anak perawan 25an” kataku menggoda, mama hanya tersipu2 sambil menarik lenganku keluar dari kamar menuju loby.