Tante Semok Ngentot Threesome yang dimaksud adalah antara Elly, Suaminya dan Davine si-dokter kandungan yang tak lain adalah mantan kekasihnya semasa SMU dulu.Tentunya cerita memek ngentot yang dikemas secara terpisah dalam bentuk cerpen ini cukup memberi sebuah bacaan sex yang lumayan HOT alias panas.
Namun sekali lagi ini hanya hiburan belaka dan tak layak pada dikehidupan sebenarnya. Bagi yang ingin menikmati kelanjutan dari cerita sex hot, selamat menikmati!
Aku sempat melamun kalau seandainya bercinta dengan mereka berdua sekaligus, seperti yang pernah aku lihat di film biru betapa indah dan nikmatnya, tapi segera kutepis khayalan itu karena suamiku sudah pasti akan keberatan kalau harus berbagi istri dengan orang lain. Ternyata orang berikutnya yang masuk seperti dugaanku adalah Davine.
“gimana Lly, kamu harus berterima kasih atau mengumpatku ?” tanyanya menggoda
“tak kusangka begitu nikmat, begitu erotis” kataku sambil memeluknya pertanda terima kasih.
“kalau melihat begitu cepat, pasti kamu belum orgasme” tanyanya berlagak bodoh
Tanpa menjawab dan tanpa malu malu aku langsung membelakangi Davine membungkukkan badan dan menyingkapkan rok-ku hingga tampaklah pantatku yang putih mulus.
“beri aku sekali lagi Dav agar tuntas” pintaku.
Dengan segera dia membuka resliting celananya dan tanpa melepas celana dikeluarkannya kontolnya yang sudah menegang kembali. Pinggangku dipegangnya dan dengan sekali dorong untuk kedua kalinya aku menikmati kontolnya hari itu. Kali ini aku tak berani teriak karena tak tahu dimana posisi suamiku, terdengar kecipuk cairan sperma suamiku yang masih di memek ku ketika Davine mengocokku, tapi sepertinya dia tidak peduli. Kembali kurasakan perbedaan sensasi dan kenikmatan dari Davine dan suamiku, karena memang birahiku sudah tinggi, tak lama kemudian akupun mendapatkan orgasme untuk kesekian kalinya dari Davine, tanpa dia mengalami orgasme lalu Davine memasukkan kembali kontolnya ke celananya.
“Aku sudah memeriksa alat reproduksi suamimu, kontolnya gede juga sih pasti kamu puas dengan punya suamimu, Cuma karena agak membengkok ke kiri mungkin sedikit berpengaruh pada semprotannya dan karena gede dan panjang aku perkirakan berpengaruh pada rahimmu ketika dia mengocok dengan keras” katanya setelah merapikan celananya.
Kamipun kembali ke ruang praktek, suamiku menunggu di sana, setelah memberi obat penyubur dan obat lainnya kamipun berpamitan pulang ketika jam sudah menunjukkan 10 malam. Pengobatan kami berlanjut terus setiap Senin Kamis dengan cara “therapy” yang sama, yaitu gantian antara suamiku dan Davine sambil dia melakukan therapy yang sebenarnya pada kami dan suamiku. Lebih dari setahun kami melakukan konsultasi dengan Dr. Davine ketika akhirnya kami memutuskan untuk beralih ke dokter lain karena tidak ada tanda-tanda kehamilan.
Antara kecewa dan bersukur karena kalau sampai hamil aku tentu bingung siapakah ayah dari anakku, suamiku atau Davine. Meski begitu aku masih berhubungan dengan Davine diluar praktek dia sebagai pelampiasan cinta yang terputus. Itulah awal bagaimana aku akhirnya berpetualang dengan banyak laki laki dan pada akhirnya suamiku juga terbawa petualanganku untuk melakukan hubungan sex secara terbuka maupun beramai ramai.