Ini dia cerita sex dewasa saat aku menikmati birahi tante kos nernama Vyna. Vyna adalah Ibu kos ku yang memiliki vagina begitu rapat. Saya ingin menceritakan pengalaman saya waktu masih kuliah semester lima di Bandung sekitar 4 tahun yang lalu. Nama saya sebut saja Iwan, berasal dari Jakarta dan waktu itu saya kost di daerah Dago.
Tempat kostnya lumayan bagus dan ibu kost saya waktu itu berumur sekitar 28 tahun. Suaminya sudah meninggal karena kecelakaan lalu lintas dan dia belum sempat dikaruniai anak. Untuk membiayai kehidupan sehari-harinya dia bekerja di salah satu bank swasta di Bandung. Sebelumnya saya kost di Cihampelas dan karena ribut dengan salah satu anak kost di sana, saya coba cari tempat kost lain. Rumah kost baru ini saya ketahui dari salah seorang teman yang masih saudara sepupu ibu kost saya. Waktu pertama kali saya datang, ibu kost saya (sebut saja namanya Vyna) agak ragu-ragu karena dia sebenarnya berencana untuk menerima wanita. Maklum karena dia hanya tinggal sendiri ditemani seorang pembantu. Untung akhirnya Mbak Vyna mau menerima saya karena tahu saya adalah teman dekat saudara sepupunya. Sebagai gambaran, Mbak Vyna tingginya 163 cm dengan wajah yang cantik.
Kulitnya putih dan badannya juga sangat seksi dengan ukuran dada yang lebih besar dari umumnya wanita Indonesia. Belum lama saya tinggal di sana saya mulai tahu kalau Mbak Vyna dibalik penampilan luarnya yang cukup alim, ternyata mempunyai libido seks yang cukup tinggi. Waktu itu saya sedang di rumah sendiri dan saya suruh pembantu untuk membelikan makanan di luar. Saya iseng dan masuk ke kamarnya serta membuka lemari pakaiannya. Di lacinya, di bawah tumpukan pakaian dalamnya ternyata terdapat dua buah vibrator yang mungkin sering digunakan untuk memenuhi kebutuhan biologisnya. Mbak Vyna juga mempunyai beberapa pakaian dalam dan baju tidur yang sangat seksi. Hal ini sebenarnya sudah saya ketahui dengan memperhatikan pakaian-pakaian dalamnya bila dijemur di halaman belakang rumah.
Di rumah pun Mbak Vyna cukup bebas, dia hampir tidak pernah menggunakan bra bila di rumah walaupun dia tahu saya ada di rumah. Di balik baju kaos ketat atau baju tidur yang dikenakannya seringkali putingnya terlihat menonjol dan saya sendiri yang kadang-kadang risih untuk melihatnya. Kalau keluar kamar mandi pun Mbak Vyna biasanya hanya mengenakan handuk yang tidak terlalu besar dan dililitkan di badannya sehingga kemontokan buah dadanya dan kemulusan pahanya terlihat jelas. Suatu pagi waktu saya sedang sarapan, Mbak Vyna masuk ke ruang makan sehabis melakukan senam aerobik di halaman belakang. Dia mengenakan baju senam berwarna merah muda dengan bahan yang cukup tipis tanpa lapisan dalam lagi.
Karena bajunya basah oleh keringat, waktu dia masuk saya cukup kaget, karena buah dada dan putingnya terlihat jelas sekali di balik baju senamnya. Saya yakin dia sadar akan hal itu dan sengaja mengenakan baju senam itu untuk menggoda saya. Waktu saya menoleh ke dadanya, Mbak Vyna langsung bertanya, “Hayo, lihat apa kamu ?”. Saya sendiri hanya tersenyum dan berkata, “Nggak lihat apa-apa kok, lagian Mbak pakai baju kok transparan betul sih ?”. Mbak Vyna balik bertanya, “Memangnya kamu nggak suka lihat yang begini ?”. “Ya suka dong Mbak, namanya juga laki-laki”.
Waktu itu saya malu sekali dan mencoba untuk mengalihkan pembicaraan ke hal lainnya. Tetapi sepanjang sarapan harus diakui kalau saya berkali-kali mencoba untuk mencuri pandang ke arah dadanya. Malam harinya ketika saya sedang nonton TV di ruang depan Mbak Vyna menghampiri saya dengan menggunakan baju tidurnya yang berwarna putih. Dia ikut nonton TV, dan selang beberapa lama dia berkata kepada saya. “Wan, aku pegal-pegal semua nih badannya, mungkin karena aerobik tadi pagi. Bantu pijitin Mbak yah ?”.
Dengan spontan saya berkata, “Boleh Mbak. Di mana ?” “Ke kamar Mbak aja deh”, katanya. Sebenarnya saya sudah menunggu kesempatan ini sejak lama, tetapi memang karena saya orangnya pemalu, saya tidak pernah berani untuk mencoba-coba mengutarakan hal ini ke Mbak Vyna. Saya mengikuti Mbak Vyna ke kamarnya dan dia menyuruh saya duduk di tempat tidurnya. Mbak Vyna kemudian mengambil baby oil dari laci sebelah tempat tidurnya dan memberikannya ke saya. Saya bilang kalau bajunya nanti kotor bila pakai baby oil. Tujuan saya sebenarnya adalah supaya Mbak Vyna mau melepaskan baju tidurnya. Mbak Vyna langsung mengangkat baju tidurnya di hadapan saya dan yang mengejutkan, dia hanya mengenakan celana dalam G-string berwarna putih yang tidak cukup untuk menutupi bulu kemaluannya yang lebat. Di kiri kanan celananya masih tampak bulu kemaluannya, Tubuhnya indah sekali, payudaranya besar dengan bentuk yang indah dan puting yang berwarna coklat kemerahan. “Bagaimana Wan, menurut kamu badanku, bagus ?”. Sayapun mengangguk sambil menelan ludah. Baru pertama kali ini saya melihat tubuh wanita dalam keadaan yang hampir telanjang bulat.
Biasanya saya hanya melihat di film atau majalah saja (waktu itu belum ada internet seperti sekarang). Mbak Vyna kemudian merebahkan badannya dan saya mulai memijitnya dari belakang setelah terlebih dulu mengoleskan baby oil. Luar biasa, kulitnya mulus sekali dan sekujur tubuhnya ditumbuhi oleh bulu-bulu halus yang menambah keseksiannya. Pada waktu saya memijit kaki dan pahanya, Mbak Vyna membuka kakinya lebih lebar, dan saya dapat melihat kemaluannya yang tercetak jelas pada celana dalamnya yang kecil itu. Belum lagi bulu kemaluannya yang keluar dan menambah indah pemandangan itu. Saya terus memijiti paha bagian dalamnya dan saya sengaja untuk tidak sampai ke selangkangannya agar dia terangsang secara perlahan-lahan. Mbak Vyna mengeluarkan lenguhan-lenguhan lembut dan saya tahu dia menikmati pijitan saya. Kakinya juga dibuka lebih lebar dan mengharapkan tangan saya menyentuh kemaluannya. Tetap saja saya sengaja untuk tidak menyentuh kemaluannya. Dari kemaluannya sudah mulai keluar sedikit cairan yang membasahi celana dalamnya. Saya tahu kalau dia sudah terangsang. Saya minta Mbak Vyna membalikkan badannya.
Dia langsung menurut dan saya usapkan baby oil di dada dan perutnya. Payudaranya cukup kenyal dan waktu saya memainkan jari-jari saya di putingnya dia menutup matanya dan terlihat benar-benar menikmati apa yang saya lakukan. Kemudian Mbak Vyna bangun dan meminta saya membuka pakaian saya. Dia berkata kalau dia sudah benar-benar terangsang dan sejak kematian suaminya dia tidak pernah tidur dengan seorang pria pun. Aku minta Mbak Vyna yang melucuti pakaianku. Dengan cepat Mbak Vyna membuka baju kaos yang aku kenakan dan kemudian celana pendek dan celana dalamku. “Kamu juga udah terangsang yah Wan ?”.
“Iya dong Mbak, dari tadi juga udah berdiri begini”, kataku sambil tertawa. Mbak Vyna kemudian memegang kemaluanku dan mulai melakukan oral seks kepadaku. Terus terang itu adalah pertama kali seorang perempuan melakukan hal itu kepada saya. Waktu SMA saya pernah punya pacar tapi kami tidak pernah melakukan hal-hal sejauh itu. Paling-paling juga kami hanya berpegangan tangan dan berciuman. Mbak Vyna ternyata ahli sekali dan saya merasakan kenikmatan yang luar biasa. Selang beberapa lama kemudian, Mbak Vyna melepaskan celana dalamnya dan menyuruhku tiduran di ranjang dan dia naik di atasku. Kakinya dibuka lebar di atas kepalaku sambil lidahnya menjilati kemaluanku. Pinggulnya diturunkan dan kemaluannya hanya beberapa senti di atas mukaku. Sungguh pemandangan yang sangat indah.
Langsung saja aku menjilati kemaluan dan clitorisnya dari bawah. Ternyata rasanya tidak jijik seperti yang aku bayangkan sebelumnya. Cairannya sedikit asin dan tidak berbau. Aku tahu kalau dari kesehariannya yang resik, Mbak Vyna pasti juga rajin menjaga kebersihan kemaluannya. Aku terus menjilati kemaluannya dan mulai memberanikan diri menjilati bagian dalamnya dengan membuka kemaluannya dengan jariku lebih lebar. Mbak Vyna sangat menikmati dan dia juga menjilati kemaluanku dengan lebih ganas lagi. Kemudian dia bangun dan memintaku memasukkan kemaluanku ke dalam punyanya. “Ayo dong Wan, aku sudah nggak tahan lagi nih”. Aku bilang kalau aku belum pernah melakukan hal ini dan Mbak Vyna berkata,
“Kamu tiduran aja, nanti Mbak akan mengajari kamu.” Kemudian Mbak Vyna duduk di atasku dan dengan perlahan memasukkan kemaluanku. Rasanya nikmat sekali dan Mbak Vyna mulai menggoyangkan pinggulnya. Aku memejamkan mataku dan berpikir kalau beginilah rasanya berhubungan dengan wanita. Kalau sebelumnya hanya imajinasi semata, sekarang aku merasakan bagaimana nikmatnya berhubungan dengan wanita secantik Mbak Vyna. Malam itu kami berhubungan badan dua kali.
Setelah kami selesai yang pertama, Mbak Vyna mengajak saya mandi dan kemudian mengganti sprei dengan yang baru karena kotor oleh keringat dan baby oil yang digunakan tadi. Kemudian kita lanjut lagi dan mencoba melakukan gaya-gaya lainnya. Setelah kejadian malam itu, Mbak Vyna sering mengajak saya tidur di kamarnya dan hubungan seks di antara kami menjadi hal yang rutin kami lakukan. Mbak Vyna juga suka mengajak saya melakukannya di seluruh bagian rumah, dari ruang tamu sampai halaman belakang. Biasanya bila melakukan di luar kamar, kami melakukannya malam hari setelah pembantu tidur. Pernah sekali pembantu rumah memergoki kami di ruang tengah waktu dia mau mengambil minuman di dapur. Cepat-cepat dia memalingkan muka dan balik ke kamarnya. Setelah itu dia tidak pernah lagi keluar malam-malam dan itu membuat kami lebih bebas melakukannya di rumah.
Sewaktu pembantu mudik pada saat lebaran kami menghabiskan waktu di rumah tanpa mengenakan pakaian selembarpun. Saya juga mulai sering pergi dengan Mbak Vyna dan waktu itu hubungan kami sudah layaknya seperti orang pacaran. Diapun sudah tidak mau lagi disapa dengan Mbak dan dia minta saya memanggilnya dengan nama depannya sendiri. Dia juga tidak mau lagi menerima uang kost dari saya dan uang kiriman orang tua dapat saya gunakan untuk bepergian dengan dia. Satu hal yang saya ingin cevynakan, dia jarang sekali mengenakan celana dalam bila pergi keluar rumah, kecuali kalau ke kantor. Pernah juga beberapa kali saya minta dia ke kantor dengan tidak mengenakan celana dalam di balik roknya dan dia menuruti.
Kalau saja karyawan laki-laki di bank tempat dia bekerja tahu kalau di balik roknya yang lumayan pendek itu tidak ada apa-apa lagi… Kalau bra, biasanya dia kenakan karena bila tidak akan terlihat jelas dan dia risih bila banyak mata lelaki yang memandang ke arah dadanya. Hubungan kami masih berlangsung sampai sekarang walaupun orang tuaku tidak menyetujui karena usianya yang jauh lebih tua dan statusnya yang janda. Saya sekarang bekerja di Jakarta dan bila akhir pekan saya selalu menghabiskan waktu saya di Bandung. Rencananya akhir tahun ini kami akan menikah walaupun orang tua saya tidak