Cerita ngentot ini untuk lu yang suka kekerasan . cerita ini berawal dari seorang perempuan yang seksi lalu diperkosa oleh lima orang mahasiswa . Meskipun usia pernikahanku dengan Mas Eka telah menginjak enam tahun, kite-kite belum juga dikaruniai anak. Padahal hubungan seksku dengan suamiku berjalan seakan-akan yang dilakukan banyak orang. jangan lewatkan cerita dewasa awalnya Cerita sexdiperkosa teman sekelas
Sebut saja namaku Agnes (29 tahun). Aku selisih lima tahun dengan Mas Eka. Jujur kuakui, suamiku itu memang orangnya cakap dengan badan yang atletis. Dalam bentuk barang pun, dia mencukupiku bahkan berlebih-lebihan.
Mobil Jaguar saja ia belikan untukku. Setiap hari aku selalu disibukkan oleh acara-acara yang kubuat sendiri. Mulai creambath di salon, spa, maupun mandi sauna. Di hampir semua restoran mewah, awak selalu disambut dengan hangat karena aku memang sering makan di sana serta biasa memberikan tips berlebih.
Di usia pernikahanku ini yang sekarang ini, suamiku masih abadi menyayangi dan terus memanjakanku. Demikian juga denganku. Apapun yang dia minta selalu kuberikan, meskipun pernah suatu saat aku sudah tertidur kecapekan, kanda esa dengan manja memintaku untuk bercinta. awak tak segan-segan bagi melayaninya.
Seperti biasa, saat ego melayani kebutuhan biologis suamiku, dia selalu mencumbuiku dengan penuh nafsu serta digoyangnya tubuhku dengan penuh gairah hingga tersentak-sentak. Satu saja kelemahannya, seperti biasa abang Eka hanya bisa menggoyangku tak sampai sepuluh menit. Dalam diwaktu selama itu, aku bahkan seringkali masih belum orgasme.
cerita sex,cerita dewasa,cerita mesum,cerita ngentot, ngentot artis, berita bokep
Karena rasa sayangku padanya, aku pun hampir selalu berpura-pura sampai kedalam puncak bersamanya. Sayang, sebagai perempuan alami lama-kelamaan ego juga menginginkan cocok dan klimaks pada permainan cinta yang intim.
Bahkan kurasakan gairah seksku kian tradisional bergejolak tak terbendung. Sebagai pelampiasan, aku menguji memuaskan gairah seksku degan berbagai vibrator yang kubeli di sex shop. Dengan vibrator dan ditemani keping-keping VCD porno, aku berusaha memuaskan nafsu seksku.
Hanya saja, itu semua kulakukan tanpa sepengetahuan suamiku. hamba khawatir bila ia amati. Tentunya beliau bakal sangat terpukul bahkan mungkin akan jadi minder.
Namun, di lainnya pihak, semua upaya yang kulakukan bagi memuaskan sendiri nafsu seksku ternyata membuatku merasa semakin gemblung. Gairah seksku yang menggebu-gebu justru semakin tidak terpuaskan. Bahkan ketika aku sudah menambah kesibukanku, tetap saja gairah-gairah ini ada mengganggu.
Di antar kegundahanku itu muncul seorang teman lamaku yang menawarkan usaha membangun rumah di daerah sekitar kampus di Cawang untuk dijadikan tempat kost mahasiswa. sebab kupikir aku mempunyai deposito cukup banyak, maka kuputuskan mengkonsultasikan hal itu bagi raka Eka.
Karena cintanya padaku, Mas Eka pun mendukung rencanaku itu. Sebenarnya dulu aku pernah kuliah arsitektur meskipun tidak lulus karena keburu menikah dengan Mas satu. Karena itu, aku beranikan diri memimpin sendiri projek pembangunan rumah asrama itu walaupun sungguh-sungguh lestari dibantu oleh lembaga kontraktor rekan kakang Eka. Yang jelas, keseluruhan desain rumah itu, aku sendiri yang buat sesuai dengan seleraku.
Setelah rumah ini berdiri, beberapa mahasiswa mulai ngekost di tempat itu. Di pada rumah itu aku sengaja membuat satu-satunya lobi kamar yang cukup besar ataupun tidak disewakan. Pikirku, mungkin satu-satunya saat bisa kugunakan sebagai tempat bersantai bersama-sama suamiku.
Ruangan itu kulengkapi dengan berbagai peralatan rumah tangga seperti furniture, televisi, lemari es, dan AC. Selain itu, di dalamnya juga tersedia kamar mandi sendiri beserta dapur. Ruangan itu juga kadang kugunakan pada awal bulan untuk istirahat sekaligus menarik uang wisma. Ruangan ini sendiri letaknya dikelilingi oleh kamar-kamar kost yang jumlah seluruhnya 20 kamar. Ini pasti baru tahap asal mula. Nanti aku berencana untuk meledakkan lagi jumlahnya.
Di rumah kostku yang besar itu, sekarang gres dihuni oleh tiga belas orang mahasiswa berusia 19-22 tahun yang kebanyakan berasal dari seberang. Kebanyakan dari manusia-manusia itu sesungguhnya masih saling mengenal ataupun saudara renggang. Biasalah, setelah satu manusia merasa cocok, dia lalu mempromosikannya bagi yang lain-lain. Merekalah penduduk awal rumah kostku yang baru kubuka. Sebagian dari oknum-oknum ini membawa komputer, bahkan televisi dan VCD player.
Saat itu sebenarnya bukan awal bulan. enggak biasanya memang aku datang ke rumah kost di disaat seolah-olah itu. Hal itu kusengaja. Aku hanya ingin mencoba keadaan. Sekalian melepas kepenatan sehabis beli di mal.
Tanpa sengaja, aku melihat dua, tiga, …. lima orang mahasiswa penghuni kostku sedang asyik menonton VCD porno di salah satu kamar yang terbuka pintunya. Aku mengenali mereka semua dengan baik: Edo, Parlin, Franki, Jo, dan Ben. Karena pesawat televisinya menuju ke pintu, ane juga bisa melihat jenis VCD yang sedangkan orang-orang ini tonton. Gangbang… enggak main… anak-anak muda jaman kali ini memang sudah lebih maju…. Dengan geli, kulihat sebagian dari mereka sambil menonton televisi, juga menggosok-gosok bagian selangkangannya yang menyembul.
Aku tertawa kecil melihat tingkah mereka dan ada keisenganku untuk mengganggu mereka. Saat itu mereka belum sadar dengan kedatanganku, maka kutimbulkan kecil kegaduhan dengan menutup keranjang sampah yang terbuat dari seng dengan cukup keras. Ya, sekarang mereka tahu kalau aku datang….
Lalu aku membuka blazerku sehingga sekarang aku mengenakan tank-top bentuk pink yang melekat ketat di tubuhku serta tertarik sebagian ke atas sehingga memamerkan pusat dan perutku yang rata. Aku yakin, dari jarak sekitar lima meter, mereka pun bisa melihat kedua putingku yang menonjol dari balik tank-top ketatku akibat beta pastinya tidak mengenakan bra. Kebetulan, saat itu aku pun mengenakan rok super mini tanpa stocking, yang dipadu dengan sepatu berhak tinggi merk Gucci. Aku merasa horny sekali… apalagi waktu tahu mereka terganggu keasyikannya menonton dan mencuri-curi pandang kepadaku…
Kugembok pintu gerbang besar untuk masuk ke rumah kostku. Sengaja juga kulakukan itu dengan nada yang cukup keras… bagi menandaskan bahwa kelima penghuni kostku mendengarnya. Lalu sambil melenggang seksi, aku berjalan menuju ruangan pribadiku. Kebetulan areal itu letak pintunya berhadapan terang-terangan dengan pintu kamar tempat kelima mahasiswa itu sedang nonton vcd bokep.
Aku membuka kunci pintu kamarku. Dalam hati aku merasa geli bercampur dengan horny. Dari pantulan lubang angin kamarku, guwe bisa melihat kalau kelima anak muda ini sekarang tidak sedangkan menonton VCD lagi, melainkan sedang memperhatikan diriku. Senang sekali rasanya bisa menggairahkan anak-anak muda itu….. hamba pun masuk, dan sengaja pintu tidak kututup dengan sidang. Masih ada sedikit celah yang terbuka….
Di dalam, aku mengungkap gorden jendela kamarku yang lebar. Ketika terbuka, aku bisa melihat kelima mahasiswa itu jadi buru-buru berpura-pura tak mengamatiku. Aku jadi semakin geli sendiri…. Dengan santai, kunyalakan AC dan kurebahkan tubuhku sejenak di sofa depan jendela sambil menyalakan televisi.
Sesaat kemudian, sambil menyiapkan minuman dingin, aku beranjak ke kamar mandi maupun merancang bathtub dengan air hangat.
Nah, sekarang tibalah saatnya…. aku merasa deg-degan juga. awak bangkit, dan sambil pura-pura berjalan kedalam sana kemari membereskan barang-barang, aku yakinkan kalau kelima mahasiswa itu masih mencuri-curi pandang mengintipku… Setelah yakin, aku pelan-pelan diawali mencopoti pakaianku… Tank-topku… Rok miniku… dan juga terakhir, CD-ku yang berenda merk Victoria’s Secret…
Dalam hati guwe tertawa sekaligus horny, karena tahu sekarang kelima anak muda itu pasti sedang melotot dan menahan air liurnya…. Aku sendiri mengalami selangkanganku melembab…. Lalu aku melenggang kedalam didalam kamar mandi. Pintu kamar mandi tetap kubiarkan terbuka lebar….
Kuceburkan tubuhku ke dalam bathtub. adakalanya kubasuh tubuh mulai dari wajah, leher, sampai ke kaki. Kunikmati sesaat kehangatan cairan sambil kutenangkan pikiranku… Beberapa diwaktu pikiranku melambung… bagaimana seandainya saat ini aku bisa menyalurkan gairahku… dan mencapai puncak kenikmatan….
Setelah selesai, aku kemudian menggunakan shower untuk membersihkan tubuhku… Posisiku saat itu menghadap ke arah pancuran dan membelakangi pintu…
Secara tak sengaja, aku dikejutkan oleh berbentuk tangan yang memelukku dari belakang. manusia ini berusaha menciumiku sambil tangannya menggerayangi maupun meremasi kedua payudaraku.
Dengan tafsir terkejut, kurasakan remasan-remasan tangan itu amatlah penuh nafsu. Orang itu terus mencumbuiku dengan ganas. Dengan sekuat tenaga, aku membalikkan tubuhku…
“Ya ampun, Edo….!!” jeritku. “Bagaimana dikau bisa masuk ke sini?!”
Edo tak menjawabku. Sebaliknya ia kini berusaha mendekap tubuhku dari depan. Ternyata ia pun pernah dalam keadaan bugil. Senjatanya yang gigih kurasakan menggesek-gesek bagian-bagian tubuhku…
“Edo, jangan….!!” ego berusaha melepaskan diri dari dekapan ataupun cumbuannya. Apa daya, tenagaku kalah jauh dengannya. Tubuh kekarnya dengan keras dan mantap mencengkeramku sampai aku ngos-ngosan… Sementara itu mulutnya selalu bekerja mencumbui segala babak tubuhku yang terjangkaunya….
Meskipun aku sudah berteriak namun Edo tetap saja melakukan aksinya. Aku pun tahu kurang ada orang luar yang akan bisa mendengarku… risiko pintu gerbang depan yang kokoh pernah kugembok sendiri…. Akhirnya hamba gagal mengukuhkan kehormatanku… Sambil berdiri, mahluk itu melakukan penetrasi ke dalam tubuhku dan menggoyangku habis-habisan…. gue sempat terhenyak karena tak siap saat menerima penetrasinya. Penisnya ternyata begitu keras dan tubuhku dihunjaminya tanpa ampun…..
Bahkan setelah itu Edo membalikkan tubuhku dan terus menggoyangku selama beberapa saat hingga alhasil mahluk itu runtuh setelah mencapai klimaksnya.
Lalu Edo pun ngeloyor pergi. Dengan bodi selalu basah oleh air sabun maupun keringat serta air mani Edo, segera kuraih handuk untuk mengeringkan tubuhku. Dengan pikiran yang masih kalut, kukenakan kimono dan keluar dari kamar mandi…
Namun, begitu keluar kamar mandi, aku betul-betul terkejut ketika Franki tiba-tiba muncul dan menubrukku. Aku pertama sadar kalau teman-teman Edo pernah menunggu di luar…. Didorongnya tubuhku dan disandarkannya ke dinding.
“Franki…. jangan….” hamba hanya sempat mengeluh pendek sebab Franki tak peduli maupun tak mau pula menyia-nyiakan kesempatan…
Dalam keadaan berdiri, kimonoku disingkapnya lalu kembali ane disetubuhi dalam keadaan berdiri oleh Franki dengan ganas dan penuh nafsu…. Aku yang sudah kecapekan tak bisa berbuat banyak….
Tubuhku sampai terangkat-angkat dan salah satu kakiku diangkat Franki ke atas. selama disetubuhi Franki, sekilas awak melihat sekeliling. Parlin, Jo maupun Ben tampak sedang menonton invasi kita-kita dengan pandangan nanar…. sedang Edo entah ke mana… Gorden dan pintu kamarku pernah tertutup rapat.
Akhirnya, Franki sampai pada puncaknya. Sementara air maninya masih meleleh keluar dari penisnya yang memenuhi vaginaku… kedua tangannya mencengkeram kedua pergelangan tanganku kedalam tembok… Sementara itu mulutnya dengan ganas menciumi bibirku sampai aku kehabisan napas….
Ketika mahluk itu melepasku, aku pun ambruk ke lantai imbas kecapekan…. Jo lalu menghampiriku maupun memberiku segelas minuman teduh… Aku tidak tahu apakah yang dimasukkan Jo ke dalam minuman itu. Yang jelas rasanya agak aneh… ataupun tak konvensional kemudian menimbulkan imbas yang aneh juga pada tubuhku….
Jo menolongku berdiri lalu melepaskan kimonoku yang acak-acakan. Kemudian ia membopong tubuhku ke tempat tidur. Di sana kembali gue menjadi bulan-bulanan mereka. Jo menciumi ataupun mencumbuku penuh nafsu. Tanpa kusadari, tubuhku mulai merespon permainan mereka… Ketika Jo mulai tidak sabar menggoyangku, aku pun mulai menggeliat mengimbangi getaran Jo yang ajaib itu. Aku juga diawali merintih-rintih nikmat.
“Jooo…. aaah…. oooohhh…. Jooo…”
Melihat reaksiku yang berbeda kepada rekan-rekannya yang terdahulu, tentu saja membuat Jo semakin semangat. kelihatan sekali ia ingin memberikan yang terbaik untukku… Aku pun sama sekali tak memberikan perlawanan terhadap Jo. Aku bahkan memperlakukan Jo sama seperti ketika aku sedang bercinta dengan suamiku…
Melihat itu, Ben jadi tak tahan dan mulai menyerbu juga… dia memaksaku untuk mengulum penisnya… Mulanya ego ragu-ragu… Aku belum pernah melakukan hal seperti itu…. Tapi sepertinya aku mulai mendapatkan daya entah dari mana… Tanpa pikir panjang, kukulum penis Ben yang sudah betul-betul mengeras….
Lama-lama aku merasakan kenikmatan. Gairah-gairahku yang selama ini terpendam, akhirnya seperti lunas terbayar. Bahkan ketika Jo pernah mencapai klimaks dan gantian Ben yang menggoyangku, beta pernah enggak menolak lagi….
Sekarang Ben yang menindih dan berpacu denganku seperti sepasang tali hati sehingga kami berdua mencapai puncak bersama….
Terakhir, masih ada Parlin yang harus kulayani…. Ia pun rupanya pernah tak sabar menunggu gilirannya yang terakhir…. Bagaikan banteng ketaton, ia menindih dan menggoyangku… Kali ini aku mencapai orgasme beberapa kali…. Rupanya Parlin yang paling berpengalaman di antara keempat rekannya… ia cepat mengatur tempo… dan ia pun tampak senang melihatku beberapa bengawan mencapai orgasme lebih mulanya…. Setelah lima belas menit lebih, ia pun menyiramkan spermanya ke tubuhku… Pada saat yang bersamaan, aku pun mencapai orgasme untuk yang ketiga kalinya bersamanya…
Sambil penisnya tetap tertanam di tubuhku, kita-kita berpelukan erat seolah tak mau saling melepas. Bibir kami pun saling memagut dan berciuman seperti sepasang kekasih yang sudah lama tak saling berjumpa….
Akhirnya…. kami berenam pun saling bergeletakan di berbagai tempat di kamarku selama beberapa saat. Ada perasaan takut dan dosa yang kami rasakan… bercampur dengan rasakan nikmat yang tiada tara….
Setelah pengumuman itu, jika beta datang ke sana, mereka seringkali berusaha secara tiba-tiba mengeroyokku maupun menyetubuhiku bersama-sama. Kadang aku bisa menghindar, kadang aku pun melengahkan mereka melakukannya, terutama apabila suasana di tempat kost sedang sepi….
Aku tidak tahu apa aku harus menyesal atau bahkan merasa bahagia karena kini aku bisa merasakan kepuasan seks yang luar biasa…. walaupun itu dengan cara dikeroyok oleh lima pemuda di tempat kostku.